CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART5, Hasrat-Bispak19 Ke-2  payudaraku jelas sudah memulai dilihat oleh Wawan serta Suwito yang sekarang jadi menelan ludah. Saya selalu turunkan handuk ini hingga ujung atas bibir vaginaku yang telah berkali kali berisi penis mereka itu terekspos didepan mereka.

Wawan dan Suwito terus melotot melihati badanku, hingga sampai mata mereka seperti keluar tempatnya. Saya makin bergairah merayu mereka, dan pada kondisi telanjang bundar sesuai ini, perlahan-lahan saya memutar badanku, lalu saya ambil langkah ke almari bajuku dengan kaki tersilang seperti orang style yang lagi jalan di atas catwalk.

Saya ambil bra serta celana dalamku dari almari bajuku, berniat kupilih bra yang mempunyai ukuran sangat kecil antara seluruhnya punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya ambil langkah kesana dengan tipe seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Seterusnya saya menyengaja berlambat pelan memakai bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… marilah non… membuka dong…", saya dengar suara Wawan serta Suwito di luar yang meminta meminta dengan paras asusila mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka mohon untuk dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang nyata saya tidak mungkin ingin memenuhi permintaan mereka.

Dan dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar ujaran mereka yang gak sangat keras itu dengan terang, tetapi barusan itu mereka bersikap gak mendengarku. Karena itu saya menetapkan untuk membikin mereka tambah haus serta lapar dapat badanku, toh saya aman aman saja dalam sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menjurus mereka berdua. Saya lagi memakai celana dalamku, dan seperti barusan, saya berlambat pelan menambah celana dalamku melintasi ke-2  pahaku, hingga akhirnya celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seolah saya ingin menunjukkan badanku dengan terang dari mereka semua.  Seterusnya saya mengusung ke-2  tanganku, pejamkan mataku serta memutar badanku bagai tengah menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam korden jendela kamarku serta tutup beberapa badanku dengan tirai itu, sembari mengerling nakal mengarah mereka bertiga.

"Telah, saya pengin tidur!", saya berucap dengan suara keras, lalu saya tutup gordin jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli memikirkan entahlah sekesal apa Wawan serta Suwito kini padaku. Kudengar gebrakan dobrakan kecil pada jendela kamarku, namun saya pastinya tidak pengin menyikapi seluruhnya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak berulangkali, ternyata mereka telah terbakar gairah dan memaksakan masuk ke sini buat memperolehku, menyetubuhiku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdetak kuat, dan saya jadi sedikit tegang juga.  Tetapi saya coba tenang. Saya tahu saya dapat aman dalam kamarku, mereka gak dapat berani melakukan hal lebih jauh seperti menggempur pintu kamarku ini. Selesai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut serta nyaman, saya memastikan untuk selekasnya tidur siang.

Saya tidak ingin tidur kelamaan, karena itu saya menyetel weker supaya berdering pada pukul lima sore kelak. Lantas dengan cuman kenakan bra dan celana dalam semacam ini, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup sukar saya usaha untuk lekas tertidur. Andy selalu ada di hadapanku tiap saya pejamkan mataku. Kalaupun saya buka mataku, saya jadi ingin malam selekasnya datang serta mengayalkan begitu senangnya saya saat nanti Andy menghubungiku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan tidak tahu berapakah lama lantas baru saya selanjutnya dapat tertidur.

VI. Sakit hati Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore waktu saya udah terjaga dari tidur siangku. Namun rasa lelah serta pegal yang menganiaya badanku waktu tiga ini hari telah menyusut banyak. Serta saya telah tersenyum senyuman kembali karena bayang-bayang Andy udah kembali isi hatiku.

"Non… non…", kudengar suara Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku cemas.

"Ada tukang surat yang mohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, serta udara dingin AC kamarku langsung menimpa badanku yang cuma berbalut bra serta celana dalam saja. Saya menggigil sesaat dan langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya lekas memakai pakaian rumah ala-ala kandungannya.

"Aduh… genting deh…", saya mengeluhkan dengan takut.

Saya melihat dari balik tirai jendela kamarku, Kedengarannya Wawan serta Suwito telah tidak di muka jendela kamarku. Entahlah berada pada mana mereka saat ini, gak boleh jangan mereka lagi nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karenanya dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, serta saya cuma dapat memandang Sulikah yang tungguku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya ajukan pertanyaan dengan keinginan jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich mesti non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya pengin biarkan tukang surat itu pergi, namun saya tidak ingin selanjutnya saya jadi makin sibuk bila nyatanya yang hendak dikatakan tukang surat itu suatu yang perlu. Mau tak mau saya tempuh dampak ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, serta dengan ingin harap risau saya melihat apa mereka berada pada kurang lebih sini.

"Mbak, mereka berada di mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich berada di kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sembari tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang menyaksikan anak majikannya takut bakal digagahi, bukanlah kasihan, jadi senyuman senyuman sebagai berikut. Saya sedikit dongkol di Sulikah, namun saya gak berbicara apa apa dan selekasnya turun ke arah pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku waktu saya telah ada di hadapan loper itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman buat mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata loper itu sekalian berikan sebuah amplop padaku, yang rupanya didalamnya Diskon Card dari restaurant pujaan Jenny, berikut dengan suatu tandanya terima serta pulpen padaku.

"Oh ya, terimakasih pak", saya berbicara puas dan menanda handel tandanya terima itu, lalu saya masuk ke dengan gembira.

Mempunyai arti esok atau Senin saya dapat memperlihatkan pada Jenny dan Sherly, saya lebih dulu yang mendapatkan Potongan harga Card ini. Serta saya bakal membayari mereka berdua di situ buat bikin mereka makin dongkol padaku :p

Namun jantungku hampir stop saat di garasi saya memandang Suwito yang memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelit tangkapan Suwito, serta saya lari ke dengan was-was, mengharapkan saya sempat masuk ke kamarku serta mengancing pintu.

"Tidak mesti lari non, sia-sia saja", ledek Suwito sekalian ketawa, dan dia mulai melafalkanrku, membuatku lebih ketakutan serta saya selalu lari menjurus tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit seram di saat tiba-tiba Wawan ada dari balik tangga, dan saya mengelit sebisaku waktu Wawan  ingin tangkapku.

Saya gak dapat ke tangga, pun gak dapat lari ke luar. Saya lari ke ruangan tamu, tetapi perlahan-lahan mereka justru membuatku terdesak di sofa ruangan tamu. Saya jadi ngotot dan melompati meja di tempat tamu ini, lalu saya dengan maksud larikan diri ke area keluarga.

Tetapi mereka bisa lebih cepat menghalangku, dan selalu menyekapku sampai saya kembali tersudut, terkepung di grandfather clock yang terpampang di ruangan tamu ini.

"Udah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang tambah merapat serta siap-siap mencekalku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sekalian tersenyum asusila.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART5

Jantungku berdegap lebih cepat. Saya tahu saya gak boleh hingga sampai ketangkap mereka. Sebab mereka berdua yang tentu kedepannya dapat ditambah lagi pak Bijakin, akan mencabuliku hingga mereka senang menyelesaikan sakit hati birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sembari arahkan penglihatanku ke pintu pokok ruangan keluarga yang nampak disini.

Wawan dan Suwito langsung menengok menuju pintu, jelas mereka terkaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan saat ini langsung kugunakan buat larikan diri ketujuan tempat keluarga, dan saya bisa lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang lantas langsung menyebutrku.

"Tak boleh lari non!", heboh Wawan yang turut mengartikulasikanrku.

Saya mati matian lari secepat-cepatnya ketujuan tangga, dan keliatannya saya benar-benar bisa lebih cepat pada mereka. Saya selalu tuju ke kamarku, dan saya sukses menutup pintu kamarku pas saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya bakal lepas. Tentu Wawan dan Suwito sedang usaha buka pintu kamarku. Namun saya pula sadar bila saya udah aman dalam kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat bebas dari 2 maniak itu. Bukanlah saya tidak ingin layani mereka, saya cuman mau simpan tenagaku ini hari, amat tidaklah sampai saya tuntas telpon dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena baru-baru ini lari dengan maksimal seperti barusan. Napasku pun sedikit tidak memiliki aturan dan badanku sedikit gemetaran, namun saat ini semuanya sudah aman. Serta saya berpikiran kalau rendam di air hangat barangkali dapat turunkan kegentinganku.

Karena itu saya ambil satu set pakaian tukar komplet dengan bra serta celana dalam dari almari bajuku, dan saya ambil langkah ke kamar mandiku. Gak lupa saya membawaserta handuk yang bergantung di muka wastafel, dan saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan saat saya memandang pak Berbudiin yang ada dalam kamar mandiku, tidak tahu sejak mulai kapan dia ada dalam sini.

Lembar untuk lembar baju yang kubawa berguguran ke lantai kamarku saat saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijaksanain mulai dekatiku.

"Pak… gak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi keadaan ini sama, pak Berbudiin terus dekatiku.

Saya makin kuatir, tidak tahu mesti lari ke mana. Namun saya masih punyai keinginan. Asal saya dapat memperdayai pak Berbudiin sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini dan menggembok pintunya, kemungkinan saya tetap bisa selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya sudah Eliza pengen sama pak Bijakin saja, namun gak boleh panggil yang lain ya", saya berniat merengek-rengek dengan manja dan saat ini saya jadi merapat menjurus pak Bijaksanain.

Saya bakal menarik kaus yang kukenakan ini, tetapi saya hentikan niatku waktu pak Bijakin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini justru buka tirai kamarku yang memanglah ada di dekatnya.

Saya telah patah semangat, asaku redup benar-benar saat saya memandang kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Berbudiin, karenanya mempunyai arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan dan Suwito.

Saya mustahil punya cukup waktu untuk larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, sebab saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijaksanain tentu sudah mencekalku.

"Saya sich suka senang saja non kalaupun dapat ngeseks sama non sendirian, sekedar saya tidak nikmat sama Wawan serta Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan atas mereka pun", kata pak Bijaksanain yang sekarang kembali merapat ke arahku.

Saya sangat geram dengar kata-kata pak Bijakin, yang betul itu. Jika dahulu Wawan serta Suwito tidak mengawali kekurang tuntunan mereka kepadaku, belumlah tentu pak Bijakin dapat turut nikmati badanku sama mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART5

Lebih kembali, belumlah pasti saya harus jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri semenjak tahun akhir 2004 tempo hari.

Namun tidak ada waktu untukku untuk mengenang saat saat lalu.  Saya sadar kini pak Bijakin telah dekat sekali, dan saya sempat berkilah ke belakang untuk menghindari saat pak Berbudiin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, sekarang saya betul-betul berasa dapat dicabuli.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek tidak, saiki kene lak ngaplo maneh? Namun saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan mengumpet nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijakin dengan bahasa Suroboyoan dari mereka, dan pak Berbudiin lagi dekatiku.

Buat yang tidak memahami omongan mereka yang memanfaatkan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan ajukan pertanyaan apa pak Bijaksanain berada pada dalam kamarku, dan memerintah pak Bijaksanain buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Berbudiin menyetujui jika dia berada pada dalam sini, sekalian menyenangkan hati diri lantaran dia barusan menanti di kamar mandiku. Kalaupun tak, kini mereka tentu kembali tidak bekerja. Namun pak Bijakin memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya udah dibuka olehnya, lantaran pak Bijakin takut saya dapat masuk serta sembunyi di kamar mandiku pada saat dia buka pintu kamarku buat Wawan.

Disamping itu pak Bijakin pula minta Suwito buat tunggu di muka pintu kamarku, hingga sampai Wawan buka pintu kamarku untuk dirinya. Dengan demikian saya mustahil dapat larikan diri melalui mana pun, sebab seluruhnya jalan keluar kamarku telah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Nyata-nyata hilang ingatan, pak Bijaksanain hingga sampai udah membikin siasat seperti berikut untuk tangkapku, serta memanglah mereka sukses membuatku terkepung di kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat pikirkan ini, yang pasti saat ini saya tidak dapat lakukan perbuatan apa manalagi, serta saya tinggal menanti waktu saat sebelum badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… tidak boleh paak…", saya menjerit di saat ke-2  tanganku telah ketangkap pak Berbudiin yang tiba-tiba menangkapku, dan saya sekali-kali gak sempat mengelit lantaran semangatku udah redup.

Saya mulai coba meronta, tetapi semuanya itu buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, orang gadis yang imut kalaupun diperbandingkan dengan pak Berbudiin yang mempunyai tubuh tegap serta kekar itu?

Tidak lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia menggemboknya. Gordin itu pun ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang tampak sangatlah puas dengan kesuksesan trik pak Berbudiin.

Lalu Wawan melangkah mengarah pintu kamarku, sekalian menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama sama tos dengan bergairah, membuatku bertambah lemas memandang ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Mulai
Lengkaplah sudah ke-3  pejantan yang pasti selekasnya melumat badanku buat mengeluarkan marah mereka padaku. Tidak tahu mereka bakal menggasakku seperti apakah, saya gak berani memikirkan nasibku dapat seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta pada saat Wawan serta Suwito dekatiku sembari menyeringai. Meski sebetulnya mereka berulangkali nikmati badanku, tetap juga sekarang ini saya merinding seram menyaksikan tatapan mereka yang seperti mau menelanku bundar bulat.

Saya selalu coba membebaskan ke-2  tanganku dari cengkraman tangan pak Bijaksanain.

"Jangan… tidak boleh sekarang… esok saja… tak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas telah melumat bibirku.

Saat lagi saya mengesah rintih hingga akhirnya megap megap lantaran kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku telah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART5

Saya gak menyaksikan siapakah yang melakukan, tetapi dengan pak Bijakin yang mencengkam ke-2  tanganku serta Suwito yang terus memagut bibirku, saya tahu pelaksananya pastinya Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta seterusnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh gairah.

Saya mulai melemas, dan sewaktu pak Berbudiin melepas cengkramannya pada tangan kananku, saya telah terlampau rusuh buat memakai tangan kananku tidak tahu buat memajukan Suwito masih yang repot melumat bibirku, atau Wawan yang tetap memagut bibir vaginaku. Apalagi tenaga di tangan kananku ini rasanya amblas tidak tahu ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek saat Suwito melepas pagutannya pada bibirku.

"Lepasin? Non Eliza gak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, dan dia bersama pak Berbudiin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Saat ini saya tinggal kenakan bra yang warna putih ini, serta saya tahu selekasnya pembantaian kepada diriku dapat selekasnya mulai.

Pak Bijaksanain serta Suwito yang berdiri di sisi kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama