CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART2, Hasrat-Bispak19 Kami kembali arah, serta mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Dan ke-2  pujaan hatiku ini gak jemu suntuknya memikat serta mengejekku mengenai Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu dan pasrah terima semuanya ini. Saya cuma dapat mengharap kami selekasnya hingga sampai ke kelasku. Namun waktu kami hingga sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak jika ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sesaat saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, gak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, lalu masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi merengkuh tanganku. Sebetulnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra sesuai ini, tetapi saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang syak wasangka menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly melepas gandengan pada tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak mesti dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan tipe sedih, namun dia angkat tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sembari angkat tanganku , lalu saya lekas ketujuan toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART2

Di saat saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, serta diam diam saya terasa terheran-heran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu di saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya pilih salah satunya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Sesudah saya tuntas buang air kecil dan membereskan pakaian dan rok seragamku, saya lekas keluar buat kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti di saat tau-tau ada suatu tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, sebuah tangan lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa perlawanan yang mempunyai arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang ada pada sisi toilet, tempat di mana Vera entahlah disetubuhi atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung area ini, sampai kami berada di balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa ada lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak berapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini di dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding sebab saya tahu ini suara Dedi. Saya tercenung sekejap, lalu saya menggangguk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, karena bila saya mengakibatkan kemelut, lalu banyak yang ketahui saya dalam gudang ini tengah berduaan dengan Dedi, apa saja pertimbangannya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa ada usaha memandang mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, namun seusai tontonan itu usai, saya takut Dedi gak bakal membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani hasrat birahinya dalam gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks saat ini. Diam diam saya memikir bagaimana agar ini hari saya tidak mesti memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki bobrok ini. Kemungkinan saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya gak pengin tertangkap pihak lain lantaran saya mengesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku karena saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi merengkuh lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku menuju yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya tercenung lihat masuknya orang cebol yang kukenali jadi pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam ke Jenny, Sherly, saya, serta siswi lain yang lagi makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan menggeretku ke gudang ini saat ia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang berada di tengah ruang ini. Saya gak pahami apa yang dikerjakan, apa menanti seorang, atau dia memiliki rencana suatu yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya tercenung menyaksikan kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras dongkol. Tetapi anehnya Cie Fifi malahan hampiri sang cebol yang tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar cepat lihat suatu panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelisip masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada pada dalam rok Cie Fifi, cocok di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya selalu memerhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yaitu kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha atur napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tiba-tiba kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya anyar sadar jika rupanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan kecewa. Tetapi pastinya saya tidak dapat lakukan perbuatan sejumlah macam ketimbang nasibku malahan jadi kian jelek. Saya tidak tahu apa yang bisa terjadi padaku kalaupun saya membuat kekacauan yang menimbulkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya tidak dapat banyak berbuat saat Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta memulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadang-kadang kasar, yang tentu tingkah Dedi ini membuatku risau serta jantungku berdetak bertambah cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART2

Saya tidak berani menepiskan lantaran saya takut tepisanku kemungkinan menyebabkan nada yang kemungkinan kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang semakin lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku untuk memandang fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri telah mulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta terus meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar bakal peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang ke Cie Fifi. Nyatanya dia lagi pejamkan mata serta mendesah gak karuan sembari memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang tentu ialah kepala sang cebol.

Meski jantungku berdetak cepat lihat itu seluruhnya, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, dan saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat dan lagi memberi remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kisruh dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi tentu, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya pilih stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada maknanya buat Dedi, namun saya gak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Tidak tahu semenjak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang terkapar di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu nyata celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah dan mengesah dengan paras seperti mengendalikan sakit pada saat sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan di rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan sekarang sang cebol itu tidak tahu sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi menarik dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi siap.  Saya sudah terangsang, entahlah karena remasan nakal yang telah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau karena pikiranku yang melayang-layang memikirkan apa yang berlangsung di rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil sewaktu saya hampir tidak dapat mencegah diriku buat mengerang sebab Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi kian sukar buatku di saat saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pula anyar tahu lebih kurang dua pekan kemarin, jika bu Fifi itu juga dapat digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi karena ucap-ucapannya yang benar-benar kurang ajar itu. Namun saya tidak berani mengerjakannya, selain saya takut kehadiranku di sini tertangkap oleh Cie Fifi serta terpenting sang cebol, saya gak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta bikin nasibku kian jelek.

Karenanya saya cuman dapat memandang Dedi dengan kecewa, namun bibirku jadi dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta mengendalikan rintihanku. Saya cuma dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku sampai ia suka.

Tetapi di saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha atur napasku sepelan kemungkinan supaya dengusan napasku ini gak sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar suara sang cebol, yang tiada enggan memerintah Cie Fifi langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia tunggu Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Walau raut muka Cie Fifi kelihatan geram, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Selanjutnya Cie Fifi merendahkan badannya dan menyandar kepalanya pada ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tetapi masih menyangga di lantai.

Tanpa ada bercakap apa apalagi, sang cebol melepaskan celana panjang serta celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan benar-benar dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, dan sesaat kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol sudah memulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Entahlah mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak terheran-heran lihat sikap sang cebol yang berani serta semaunya seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari nampak demikian ramah serta enerjik, nyatanya merendam permasalahan yang gak jauh beda denganku. Saya berasa belas kasih pada Cie Fifi meski dari perbincangan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1x kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Akan tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku bila saat ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya pun pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia terus meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggeliang kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi dalam tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku cemas karena sesaat lagi saya akan mendapatkan problem jika Dedi mengenal saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana tekniknya saya meminta agar Dedi pengen dengar alasanku serta tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali memerhatikan Cie Fifi.

Rupanya sang cebol sedang semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggelinjang kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi jengkel, dan dia cuman tersenyum senyuman, nampaknya dia puas sehabis jadikan ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membuat situasi di gudang ini jadi sedikit ribut, jadi saya memikir ini waktu yang pas untuk memberikan iktikad serta alasanku pada Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN SEMOK ELIZA PART2

"Ded, saya barusan itu hanya pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dicerca sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kelihatannya dia sedang memikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas bergeserkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya termangu sebentar lihat penis itu telah ereksi, dan waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit risi pun dengar rayuan cabul Dedi. Tetapi saya tidak pengen buang waktu, saya selekasnya mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta sewaktu saya melirik menjurus mereka, saya lihat sang cebol sedang menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya beberapa pejantan yang sempat mencabuliku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mengerang saja, tetapi tidak sampai melenguh seperti misalnya wanita yang lagi dirundung orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu sangat pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama