CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2, Hasrat-Bispak19 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya berasa tak mau menentang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu mengandaikan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya karena kesenangan pentil saya dimain-mainkan, karena itu pembicaraan saya sudah tidak tertangani,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya membikin kamu jadi sedap di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi sesuai itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu hal yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengen keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya terasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya jadi ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap dan begitu nikmat, sampai ada yang keluar tubuh saya sehabis itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan mendadak saja, Juragan telah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum ketahui banyak perihal tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun tidak akan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengen kumasuki."


Ini kali Juragan tak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tiada tunggu jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, lebih lama jadi cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha meminta Juragan tidak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengerin. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak sejak dulu saja, ya?Tebersit ingatan semacam itu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah Kedengarannya saya. Muka saya pastinya tampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Marilah terus Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin jadi gairah. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak bila telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, kalaupun kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Tetapi gak lama lalu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya tambah gemar nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya telah tidak perduli semesum apa cakepg saya saat lagi saya menjerit kesenangan itu. Saya rasakan ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Dan pada akhirnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya dan bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa juga ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu ingin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga akhirnya kemampuan saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya tentu sudah tidak karuan. Bedak saya hingga luntur dan melekat di seprai dipan Juragan. Juragan terus duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan dan cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya gak berani hadapi mereka, manalagi serasi berantakan seperti ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, rupanya ibu pemilik sewaan kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya lekas membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya kerjakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya hendaknya sendu atau malu? Gak tahulah… Namun yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap waktu saya perlu uang, saya gak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya terhadap laki laki. Saya mengerti ini tidak betul, serta semestinya saya stop, tetapi bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga dikenal menjadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, dan saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya jika ia pengen.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang miliki tubuh kerempeng, punya rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, hanya ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak sangat ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya kali?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya berpikir cuman kerja sebagai berikut lebih mudah memperoleh duit. Saya  tak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Dan setelah itu, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi tambah eksper selaku lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Serta saya juga jadi kian dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga tahu kepentingan rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi apabila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pun berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Semisalnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya pun jadi kian mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sejauh ini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pun jadi tahu kalau dahulu, waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seorang penari juga.  Hanya saat itu Juragan masih belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu  simpanan orang camat. Juragan sekedar dapat menonton dan memuji dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu pula Juragan selalu mohon saya gunakan busana dan dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta suka kalaupun dapat buat Juragan suka. Kian hari saya tambah terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya terus meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih mengerjakannya karena hanya uang. Semakin lama saya tambah genting. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH BOHAI PENARI JALANAN PART2

Sudah tak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya juga semakin berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Lumrah, kalaupun ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya selalu melacur biarpun perut saya jadi membesar. Dan saya pula terus ada ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, dan beliau terlihat cukup risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada seluruh konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Kemungkinan sebab setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sembari gantenggnya waswas. Rasanya saya pengin membikin beliau gak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun selepas saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi masih tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Yang pasti ada yang menyaksikan dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun sebab masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan katakan itu semua sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan dikarenakan yang kali pertama itu, kamu gak perlu sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama